REPUBLIKACO.ID, JAKARTA --Pada masa jahiliyah, orang-orang musyrik menyembah patung dan berhala yang mereka letakkan di Kabah. Mereka bangga dengan penyembahan seperti itu. Mereka merasa menemukan kesenangan di dalamnya. Beberapa di antara mereka yang memiliki sedikit ilmu berdalih bahwa mereka menyembah berhala demi mendekatkan diri kepada Allah. Zamandulu yang disebut penyembahan berhala adalah menyembah patung atau pohon. Sebagai umat Kristen kerap kali banyak orang yang merasa pada zona nyaman. Dan tidak menyadari bahwa dirinya terjebak pada berhala modern zaman ini. Apa sajakah berhala modern zaman ini : 1. Berhala Hawa Nafsu Gambaryang baru saja tertangkap kamera satelit milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) itu menarik perhatian mereka. Di layar monitor itu, terlihat objek menyerupai kawasan pemukiman, yang oleh para peneliti itu dinamai ' the Atlantis of The Sands ' atau 'Atlantis dari Padang Pasir', mengutip karangan buatan penyair TE Lawrence yang lebih dikenal dengan Lawrence of Arabia. IbnuAbbas mengatakan, wadd, suwa, yuguts, ya'uq, dan nasr adalah nama orang-orang shalih dari kalangan kaum Nabi Nuh. Ketika mereka meninggal, setan memberikan intuisi kepada kaumnya agar berkumpul di majelis tempat para ulama itu sering mengadakan perkumpulan dengan memasang berhala-berhala berupa gambar mereka. BangsaArab sesungguhnya tidak asing dengan ajaran tauhid yang dibawa Nabi Muhammad. 26A0g3W. Penyembahan berhala adalah istilah mengagungkan untuk pemujaan berhala, benda fisik seperti gambar kultus, sebagai dewa,[1] atau praktik diyakini hampir pada ibadah, seperti memberikan kehormatan yang tidak semestinya dan memperhatikan bentuk membuat selain Tuhan.[2] Dalam agama Abrahamik semua penyembahan berhala adalah sangat dilarang, meskipun dilihat sebagai apa yang merupakan penyembahan berhala mungkin berbeda di dalam dan di antara mereka. Dalam agama-agama lain penggunaan gambar kultus diterima, meskipun istilah "penyembahan berhala" tidak mungkin digunakan dalam agama, yang pada dasarnya tidak setuju. Gambar, ide, dan objek merupakan penyembahan berhala sering kali menjadi masalah perdebatan yang cukup besar, dan di dalam semua agama Abrahamik istilah ini dapat digunakan dalam pengertian yang sangat luas, dengan tidak ada implikasi bahwa perilaku menentang untuk benar-benar merupakan dari penyembahan religius dari objek fisik. Moses Indignant at the Golden Calf, lukisan oleh William Blake, 1799–1800 - Akhirnya momen diskusi antar Onad dan Habib Ja'far terselenggara. Hal ini juga yang ditunggu oleh sebagian penonton setia dari mereka berdua. Dilansir dari channel youtube Deddy Corbuzier, terlihat diskusi keagamaan antara Onad dan Habib Ja'far. Onad mempertanyakan hal, mengenai fungsi Ka'bah dan keberadaan Ka'bah. "Setiap ada orang muslim bertamu bermain, pasti dia kalo melihat patung, wah nyembah patung, nyembah patung, kalo gua SMA dulu sih gitu, sebenarnya ada pertanyaan juga buat kaum muslim ya, bukannya orang Islam atau orang muslim juga menyembah ke Ka'bah yang notabenenya itu berhala, sebuah bangunan suci" tanya Onad. Baca JugaKapok Kerja Bareng Habib Jafar, Onad Takut Masuk... Onad mengungkap bahwa sewaktu ia SMA ada beberapa temannya yang ketika melihat patung, langsung memberikan statement menyembah patung. Tapi apakah berbeda hal ini dengan orang muslim yang beribadah di Ka'bah yang juga seperti berhala? tanya onad. Hal tersebut langsung ditanggapi oleh Habib Ja'far, hal yang paling mendasar secara filosofis bahwa Ka'bah memiliki arti persegi, karena bentuk dari Ka'bah itu sendiri adalah persegi. Habib Ja'far menjelaskan bahwa Ka'bah bukan merupakan tempat tinggal tuhan atau Allah SWT, namun hanya merupakan pedoman arah Kiblat untuk umat muslim beribadah sholat. Ka'bah adalah kiblat, dan soal memegang dan lain sebagainya merupakan bagian dari ritual, bukan bentuk penyembahan terhadap bangunan Ka'bah. "Ka'bah menjadi mulia karena yang maha mulia menunjuknya sebagai kiblat yang mulia, dan gak ada itu umat muslim, ini argumennya Rasyid Ridho, jadi pertanyaan ini pernah ditanyakan dan di jawab di majalah Al-Manar oleh Rasyid Ridho, Umat Islam tidak ada yang bikin miniatur Ka'bah dan ditaruh dirumahnya kemudian di sembah, atau di sajadahnya, di sajadah itu hanya dijadikan visualisasi untuk ornamen, dan sajadah ga harus ada Ka'bahnya, karena itu juga dalam Al Quran Al-Baqarah ayat 144 dijelaskan Ka'bah itu dulu bukan Kiblat, Kiblat itu di Masjidil Aqsa Baitul Maqdis, tapi Nabi Muhammad SAW sering berharap Ka'bah menjadi Kiblat, dan bentuk kecintaan Allah kepada Nabi, makanya dialihkan" jawab Habib Ja'far. Baca JugaKabah Baru jadi Kiblat? Begini Penjelasan Ambisi Putra Mahkota Muhammad bin Salman Dapat disimpulkan melalui opini Habib Ja'far bahwa Ka'bah buka merupakan berhala yang disembah oleh umat muslim, melainkan hanya sebagai arah Kiblat yang dipedomani saat hendak melakukan Sholat. Pada majalah Al-Manar, Rasyid Ridho turut memberikan argumen bahwa tidak ada umat muslim yang menjadikan Ka'bah sebagai miniatur lalu disembah dirumahnya, bahkan gambaran Ka'bah yang berada di sajadah pun hanya bentuk visualisasi sebuah gambar dan ornamen, dan di sajadah sendiri tidak diwajibkan ada gambar Ka'bah. Sejarah Ka'bah bisa menjadi Kiblat umat Muslim ketika Sholat, sudah tertera pada Al Quran 144, yang mana Nabi Muhammad SAW sangat berharap Ka'bah menjadi Kiblat, karena bentuk kecintaan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, maka yang tadinya kiblat di Baitul Maqdis Masjidil Aqso diahlikan ke Ka'bah. Sumber Youtube Deddy Corbuzier Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kemunduran moral dan akhlak adalah penyakit yang mengantarkan manusia ke dalam jurang kebodohan dan kebinasaan, itulah kira-kira yang tergambar di dalam masyarakat jahiliyah terdahulu sebelum Islam datang untuk memberantas kebodohan dan memperbaiki akhlak. Bangsa arab adalah keturunan Nabi Ismail as. oleh karena itu, mereka mewariskan millah dan ajaran moyang mereka Nabi Ibrahim as, yang di utus oleh Allah Swt untuk mengesakan dan menyembah-Nya sambil menjaga hukum serta menyucikan Kehormatan-Nya. Maka dari itu, sudah menjadi tradisi bangsa arab untuk selalu memuliakan Baitullah dengan penuh kesungguhan, penghormatan terhadap Ka'bah. Sepanjang peradaban dan berjalannya waktu kehidupan masyarakat arab masa lalu mulai mencampuradukkan ajaran yang mereka warisi dari Nabi Ibrahim as dengan kesesatan yang perlahan namun pasti yang mereka anut dalam kehidupannya. lambat laun kemusyrikan mulai merambat ke dalam keyakinan meraka. mereka pun mulai terbiasa menyembah berhala dan melakukan kesesatan lainnya sehingga meraka semakin jauh dari cahaya tauhid dan ajaran hanif yang di bawa Nabi Ibrahim as. dari sinilah kejahiliyahan kebodohan bermunculan, atau biasa di sebut zaman jahiliyah. kejahiliyahan tersebar luas di kehidupan mereka, sampai akhirnya lahirlah Nabiyullah Muhammad Saw. Mayoritas pakar ulama sirah menyebutkan orang pertama kali yang mengajak dan memasukkan ajaran syirik ke dalam kehidupan bangsa arab serta mengajarkan keyakinan penyembahan berhala adalah Amr bin Luhayy bin Qam'ah al- khuza'i, nenek moyang suku khuza'ah. Ibnu Hisyam meriwayatkan dan dikutip Syaikh Al-Buthy dlm Fiqh as-Sirah,hal 35, menyebutkan' Di saat Amr bin Luhay pergi meninggalkan Mekkah menuju Syam sesampainya di kawasan Moab yang termasuk daerah Balqa, ketika di daerah tersebut ditempati suku Amaliq keturunan Amlaq sebagian pakar menyebut nama Amliq bin Lawidz bin Sam bin Nuh, Amr bin Luhay melihat orang-orang menyembah berhala, Amr bertanya kepada orang-orang yang ia temuinya itu mengenai berhala yang mereka sembah. Mereka menjawab, " ini adalah berhala-berhala yang kami sembah", kami meminta hujan kepada mereka berhala, dan kami meminta pertolongan kepada mereka dan mereka pun memberi pertolongan," Amr berkata kepada penyembah berhala itu, "Sudikah kalian memberiku salah satu berhala yang kalian sembah untuk kubawa pulang ke Mekkah agar orang-orang di sana juga dapat menyembahnya ?" para penyembah berhala itu pun menyerahkan sebuah berhala yang mereka namai Hubal, Amr pun langsung membawanya ke Mekkah. Selanjutnya 'Amr memerintahkan agar masyarakat arab menyembah dan mengagungkan berhala tersebut. Berhala yang bernama Hubal merupakan salah satu sesembahan yang di agungkan suku Quraisy, Hubal berbentuk manusia dan terbuat dari permata 'Aqiq. karena tangannya patah, maka berhala ini dibuatkan "tangan" dari emas dan di letakkan di dalam ka'bah. Motif / langkah 'Amr bin Luhay itu dilakukan guna memperkuat posisinya sebagai pembaru di kalangan masyarakat setelah dia menyadari bahwa ajaran Nabi Ibrahim as telah mulai memudar. Tentu saja ada suara-suara yang menentang 'Amr, terlebih yang sangat menentang perbuatan 'Amr itu berasal dari suku Jurhum. suku Jurhum dalam menentang perbuatan 'Amr, itu di lakukan melalui syair-syair yang dilantunkan sebagai kecaman terhadap 'Amr. perlu di ketahui syair-syair masa lampau layaknya media masa kini. Ketertarikan susunannya mengundang pengulangannya sehingga ia semakin menyebar. Namun demikian, 'Amr dengan kemampuan politik dan keuangannya berhasil menundukkan dan membungkam suara-suara itu, walau tidak berhasil mencabut ajaran Nabi Ibrahim as sampai ke akar-akarnya, sehingga sebagaimana di ketahui masih ada tokoh-tokoh menjelang di utusnya Nabi Muhammad Saw, yang tetap mengecam penyembahan berhala dan mengajak untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa yang di ajarkan oleh Nabi Ibrahim as. Quraish Shihab dlm Sirah Nabi Muhammad Saw, hal 86. Dengan Secara ringkas bagaimana awal mula penyembahan berhala yang dilakukan masyarakat arab masa lalu yang mengakibatkan kemunduran dan kebodohan yang merajalela itu di timbulkan dari seorang yang bernama 'Amr bin Luhay. tentunya kehadiran Islam adalah untuk dan membrantas penyembahan berhala ini serta mengajak untuk mentauhidkan Allah Swt . Wallahu a'lam. Lihat Humaniora Selengkapnya - Nabi Nuh Alaihissalam diutus Allah SWT karena berhala-berhala dan thaghut-thaghut waktu itu menjadi sesembahan manusia. Pada masa itu, manusia berada dalam kesesatan dan kekafiran. Allah mengutus Nabi Nuh sebagai rahmat bagi para hamba-Nya. Dia adalah Rasul pertama yang diutus kepada penduduk Ibnu Katsir dalam bukunya Al-Bidayah Wan-Nihayah yang diringkas Ahmad Al Khani menjelaskan, ketika Allah mengutus Nabi Nuh, Allah berseru kepada seluruh manusia untuk mengkhususkan penyembahan hanya kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Allah menyeru manusia agar tidak menyembah patung, berhala atau thaghut. Manusia harus mengakui keesaan Allah dan tidak ada Tuhan selain لَا تَذَرُنَّ اٰلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَّلَا سُوَاعًا ەۙ وَّلَا يَغُوْثَ وَيَعُوْقَ وَنَسْرًاۚDan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan wadd, dan jangan pula suwa, yagus, yauq dan nasr." QS Nuh 23Di dalam ayat ini dijelaskan, pembesar-pembesar umat Nabi Nuh meminta kaumnya agar tidak meninggalkan tuhan-tuhan yang telah disembah nenek moyang mereka dahulu. Mereka disuruh untuk tetap menyembah berhala-berhala mereka yaitu wadd, suwa, yuguts, ya'uq dan Abbas mengatakan, wadd, suwa, yuguts, ya'uq dan nasr adalah nama orang-orang shalih dari kalangan kaum Nabi Nuh. Ketika mereka meninggal, syetan memberikan intuisi kepada kaumnya agar berkumpul di majelis-majelis tempat para ulama itu sering mengadakan perkumpulan dengan memasang berhala-berhala berupa gambar mereka. Mereka memberi nama berhala-berhala itu dengan nama orang-orang shalih Nuh menyeru mereka dengan segala cara agar kembali ke jalan yang benar. Nabi Nuh menyadarkan mereka siang dan malam, sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, dan dengan iming-iming serta ancaman. Namun semua cara itu tidak membuahkan dari mereka masih dalam kesesatan dan menyembah berhala serta patung-patung. Mereka justru bersikap memusuhi Nabi Nuh, menganggapnya sepele, dan mengancam para pengikut Nabi Nuh dengan pengusiran serta siksaan yang luar zaman terus terjadi permusuhan antara Nabi Nuh dengan kaumnya, sebagaimana difirmankan oleh اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا ۗفَاَخَذَهُمُ الطُّوْفَانُ وَهُمْ ظٰلِمُوْنَDan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim. QS Al-Ankabut 14.Dalam masa yang sangat panjang itu sangat sedikit orang yang beriman kepada Nabi Nuh dan Allah. Setiap generasi mulai punah, mereka memberikan wasiat kepada generasi berikutnya untuk tidak beriman kepada Nabi Nuh, supaya generasi selanjutnya terus menyerang dan memusuhi Nabi Nuh. Tabiat mereka adalah tidak mau beriman dan mengikuti yang Nuh kemudian berdoa untuk kebinasaan mereka, dan Allah menerima dengan baik doanya. Kemudian terjadilah peristiwa yang dikenal sebagai banjir besar disertai angin kencang. Nabi Nuh bersama pengikutnya selamat dari peristiwa tersebut karena menaiki JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini JAKARTA - Dalam tafsir Surat Al-An'am ayat 100 dijelaskan bahwa orang-orang musyrik yang menyembah berhala karena mereka mengikuti bisikan jin dan setan. Padahal mereka sudah mengetahui jin adalah ciptaan Allah SWT, maka seharusnya mereka sadar hanya Allah yang wajib disembah dan diikuti perintah-Nya. وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُوْا لَهٗ بَنِيْنَ وَبَنٰتٍۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يَصِفُوْنَ ࣖ Dan mereka orang-orang musyrik menjadikan jin sekutu-sekutu Allah, padahal Dia yang menciptakannya jin-jin itu, dan mereka berbohong dengan mengatakan, "Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan,” tanpa dasar pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka gambarkan. QS Al-An'am 100. Ayat ini dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama menerangkan, Allah menjelaskan orang-orang musyrik menjadikan jin sekutu bagi Allah. Dikatakan demikian karena orang-orang musyrik itu meskipun kenyataannya menyembah berhala-berhala, namun pada hakikatnya mereka berbuat demikian karena mengikuti bisikan jin dan setan. Allah berfirman, "Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah inatsan berhala, dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka, yang dilaknati Allah, dan setan itu mengatakan, 'Aku pasti akan mengambil bagian tertentu dari hamba-hamba-Mu, dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, lalu mereka benar-benar mengubahnya'. Barang siapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata." QS An-Nisa 117-119 Allah menjelaskan kesalahan perbuatan mereka karena mereka sebenarnya telah mengetahui bahwa yang menciptakan jin-jin itu adalah Allah. Itulah sebabnya perbuatan mereka dicela. Celaan Allah terhadap mereka itu adalah seperti celaan Nabi Ibrahim terhadap kaumnya. Allah berfirman, "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu? Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu." QS As-Shaffat 95-96 Allah mencela pula perbuatan mereka, karena mereka telah berbohong dengan mengatakan bahwa Allah mempunyai anak laki-laki dan anak-anak perempuan. Tuduhan mereka bahwa Allah mempunyai anak laki-laki adalah seperti tuduhan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Allah SWT berfirman, "Dan orang-orang Yahudi berkata, Uzair putra Allah, dan orang-orang Nasrani berkata, Al-Masih putra Allah." QS At-Taubah 30 Sedangkan tuduhan mereka bahwa Allah mempunyai anak perempuan diterangkan dalam firman Allah, "Maka tanyakanlah Muhammad kepada mereka orang-orang kafir Makah, 'Apakah anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki? atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikannya?' Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongan mereka mengatakan, 'Allah mempunyai anak.' Dan sungguh mereka benar-benar pendusta." QS As-Shaffat 149-152 Mereka melemparkan tuduhan itu dengan tidak mempunyai alasan sedikit pun. Bahkan perkataan mereka menunjukkan kebodohan mereka sendiri atau semata-mata menuruti hawa nafsu. Di akhir ayat ini Allah membersihkan diri-Nya dari tuduhan-tuduhan mereka, bahwa Dia Maha Suci dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan, yaitu bahwa Allah tidak mempunyai serikat dan tidak mempunyai anak. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini

gambar orang menyembah berhala