Teknispelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa outdoor : · Marking jalur pipa · Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai spek · Sambung pipa diatas galian · Lapisi pipa dengan zincromate · Lakukan test tekan pipa tekan sesuai spek · Beri lapisan pasir pada dasar galian · Turunkan pipa kedalam galian · Lapisi kembali pipa dengan pasir
PeraturanKabel Listrik NYY (SII 0201-78) 24. Peraturan Sakelar (SII 0578-81) 25. Pada pekerjaan lantai ini juga diadakan pemasangan keramik untuk lantai, baik lantai ruangan, dapur, KM/WC, dan dinding KM/WC. 10. Demikian metode pelaksanaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan akan diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
METODEPelaksanaan Kerja Konstruksi Politeknik Manado. By Santa Geovani. METODE PELAKSANAAN GEDSEK KEP ARU. By Atiqa Ramadhan. Metode pelaksanaan Pasar PON Trenggalek. By Santa Geovani. PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU SDN 007 LUBUK RAMO LOKASI : SDN 007 LUBUK RAMO. By roy ahmad suradi.
PekerjaanPasang bowplank / Pengukuran Tapak; 3x2,5 mm2. 80,00 . m' 11. Pas.box panel listrik 3 group. 2,00 . bh. C. MENARA AIR. 1. METODA PELAKSANAAN I. PENDAHULUAN Metodologi ini diajukan dalam rangka Pengajuan Dokumen Penawaran Teknis pada Pekerjaa Metode Pelaksanaan Pekerjaan ( CONTOH ) Part Ii
MetodePelaksanaan Rambu-rambu Metode Pelaksanaan : 2. Pekerjaan Landscape / Taman 1. Martil 2. Kotak P3K (komplit) 4. Pemakaian Sepatu Boot 3. dalam pelaksanaan pembongkaran harus rapid an . Mandor 2. pekerjaan pembongkaran yang akan dilaksanakan adalah membongkar paving lama yang sudah rusak. Tukang Kayu 4. Rating Date May 2016 Size 266.8KB
286ga. A reliable electric power system is needed in distributing electrical energy to customers, in the process of distributing electrical energy, interference in its distribution cannot be avoided, in general, electrical disturbances occur in underground channels, disturbance areas that are prone to and often occur usually at cable connections Jointing. On cables that are insulated, the emergence of heat is something that must be considered. The current capacity of a cable is influenced by the characteristics of the cable components. Overheating will damage the insulation material and reduce the service life of the cable. The connection process must use the right and correct equipment and materials, to avoid insulation failure in the connection due to excessive heating on the connection which will result in a short circuit which will result in a shutdown of the electrical system. Increasing the skills of workers in the electricity sector is needed to reduce the risk of failure in the electrical system. Key words cable jointing, insulation failure, skills Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JATTEC, Vol 2, No 1, Januari 2021 8-14 8 Pelatihan Penyambungan Kabel Tegangan Menengah 20 KV Syafriyudin Jurusan Teknik Elektro Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak no. 28 kompleks balapan Yogyakarta Email dien ABSTRAK Sistem tenaga listrik yang handal sangat diperlukan dalam menyalurkan energi listrik ke pelanggan, dalam proses penyaluran energy listrik adanya gangguan dalam penyaluran nya tidak dapat dihindari, pada umumnya gangguan listrik terjadi pada saluran bawah tanah, daerah gangguan yan rawan dan sering terjadi biasanya pada sambungan kabel Jointing. Pada kabel yang berisolasi timbul nya panas merupakan hal yang harus diperhatikan. Kapasitas arus suatu kabel dipengaruhi oleh karakteristik komponen kabel. Proses pemanasan yang berlebihan akan merusak material isolasi dan mengurangi masa pakai kabel. Proses penyambungan harus menggunakan peralatan dan bahan yang tepat dan benar, untuk menghindari terjadinya kegagalan isolasi dalam sambungan yang diakibatkan terjadinya pemanasan yang berlebihan pada sambungan yang akan mengakibatkan terjadinya short circuit yang akan berakibat shut down pada sistem kelistrikan. Peningkatan keterampilan pekerja di bidang kelistrikan sangat diperlukan untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan pada system kelistrikan. Kata kunci jointing kabel, kegagalan isolasi, keterampilan. ABSTRACT A reliable electric power system is needed in distributing electrical energy to customers, in the process of distributing electrical energy, interference in its distribution cannot be avoided, in general, electrical disturbances occur in underground channels, disturbance areas that are prone to and often occur usually at cable connections Jointing. On cables that are insulated, the emergence of heat is something that must be considered. The current capacity of a cable is influenced by the characteristics of the cable components. Overheating will damage the insulation material and reduce the service life of the cable. The connection process must use the right and correct equipment and materials, to avoid insulation failure in the connection due to excessive heating on the connection which will result in a short circuit which will result in a shutdown of the electrical system. Increasing the skills of workers in the electricity sector is needed to reduce the risk of failure in the electrical system. Key words cable jointing, insulation failure, skills 1. Pendahuluan Pada era globalisasi seperti sekarang ini persaingan antar tenaga kerja yang akan memasuki pasar kerja harus didasarkan pada kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh tenaga kerja. Sebagai bukti formal kemampuan atau kompetensi seseorang tenaga kerja yang sudah diakui saat ini adalah adanya pengakuan secara formal berupa sertifikasi kompetensi yang sesuai dengan kemampuannya. Dan untuk meningkatkan kemampuan tenaga ahli dan tenaga trampil di Indonesia diperlukan suatu strategi yang dapat mendukung pelaksanaan sertifikasi kompetensi serta standardisasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan. Dengan adanya pasar bebas maka dirasa perlu untuk mengantisipasi serta memperkuat daya saing tenaga kerja lokal yang akan memasuki pasar kerja di bidang tenaga listrik, untuk itulah disusun suatu program sertifikasi kompetensi untuk profesi di bidang tenaga listrik. Langkah awal untuk pelaksanaan sertifikasi kompetensi adalah penyediaan standar kompetensi yang relevan. Karena itu, standar kompetensi untuk profesi Pelatihan Penyambungan Kabel Tegangan Menengah… Syafriyudin 9 Penyambungan Jointer dan Pemeriksa Sambungan kabel tenagan menengah dan tegangan tinggi tenaga listrik perlu disusun. Keberadaan tenaga ahli kelistrikan yang bersertifikasi masih sangat dibutuhkan di Indonesia. Dengan kian berkembangnya perekonomian dan sektor industri, keberadaan tenaga ahli kelistrikan bersertifikasi sangat penting untuk menciptakan kualitas produksi yang bagus. Sampai saat ini di Indonesia baru ada 23 ribu tenaga ahli kelistrikan pemegang Sertifikat Tenaga Terampil SKt dan 12 ribu pemegan Sertifikat Keahlian SK. Sementara, kontraktor kelistrikan jumlahnya mencapai lebih dari 10 ribu perusahaan. Jika satu kontraktor membutuhkan 5 orang tenaga ahli bersertifikat, setidaknya dibutuhkan 50 ribu tenaga ahli kelistrikan."Padahal, satu kontraktor biasanya butuh lebih dari lima orang tenaga terampil. Sekarang banyak yang berkompeten tapi secara realita dia tidak memiliki lisensi. Kalau dibandingkan dengan lingkup pekerjaan yang ada di Indonesia, sumber daya manusia kita masih kurang banyak," Sistem penyaluran enegi listrik yang panjang sangat beresiko untuk terjadinya sambungan jointing yang berfungsi untuk menyambungkan kembali kabel yang terputus tujuan dari jointing adalah untuk mengembalikan fungsi dan sifat kabel seperti semula dengan material aksesoris yang sesuai, pemahaman tentang teknik penyambungan serta bahan dan mataerial yang digunakan dirasa perlu untuk menyesuaikan jenis/tipe sambungan. Teknik penyambungan jointing memiliki berbagai macam bentuk atau tipe, jenis dan ukuran mengikuti ukuran yang disesuaikan dengan kabel dan atau keperluan yang akan dipakai seperti untuk Tegangan Rendah, Tengangan Menengah, serta untuk Tegangan Tinggi. Informasi awal tentang jenis kabel dan tegangan yang digunakan sangat menentukan jenis sambungan yang akan di gunakan menggunakan teknik heat shrink atau cold shrink serta jenis alat dan bahan yang akan digunakan aksesoris hal ini untuk menghindari kesalahan penyambungan dan pemasangan yang dapat berakibat fatal pada sistim kelistrikan. Terjadinya kegagalan dalam penyambungan kabel tegangan menengah maupun tegangan tinggi akibat dari a. 22 % akibat dari kesalahan ketika menentukan jenis material/sambungan. b. 50 % akibat dari ketidak tahuan instalatir jointer dan atau tidak bersertifikat. c. 28 % akibat dari kualitas material yang dipakai. Kesalahan-kesalahn kecil yang sering terjadi pada saat proses penyambungan seperti pengepresan join slave yang tidak sempurna tidak sesuai dengan standart PLN, masih adanya pita isolasi yang tidak terlilit/tersambung dengan sempurna yang mengakibatkan ketebalan pada sambungan menjadi tidak merata, dan lain sebagainya. 2. Tinjauan Pustaka. Kabel diproduksi dengan panjang standar dan dikirim ke pelanggan menggunakan drum. Panjang kabel dalam drum tipikal dengan 500 m untuk kabel berinsulasi XLPE Crosslink Polyethylene berukuran 3x240 mm2 dapat memiliki berat hingga 7500 kg. Hal ini menimbulkan hambatan dalam hal kapasitas penanganan di pabrik kabel. Selain itu, drum yang besar dan berat akan menimbulkan masalah selama transportasi dan pemasangan kabel di lokasi. Oleh karena itu, dalam pemasangan kabel dilapangan pasti terjadi adanya sambungan kabel. Dalam beberapa kasus kegagalan kabel pada instalasi sering terjadi, dan akan lebih bijaksana untuk mengganti bagian yang rusak dan mengganti bagian ini dengan yang baru dengan menyambung dengan bagian kabel yang sehat. Sambungan kabel menjadi suatu kebutuhan. Secara umum, pengguna merasa bahwa sambungan kabel merupakan titik lemah dalam rantai distribusi. Sebaliknya, produsen kit sambungan menjamin bahwa sambungan yang dibuat dengan benar sama bagusnya dengan kabel aslinya. Selain itu, sambungan diperlukan bila dua kabel dengan konstruksi yang berbeda harus disambung. IDC Technologies, 2006 Resistivitas bahan serta kesetimbangan temperature sangat berpengaruh pada bahan sambungan joint sleve, dimana semakin rendah resistivitas nya maka kesetimbangan temperatur juga akan rendah, untuk nilai torsi yang menjadi ukuran kekencangan baut pada sambungan sangat JATTEC, Vol 2, No 1, Januari 2021 8-14 10 berpengaruh terhadap besarnya rugi-rugi serta panas yang di timbulkan pada sambungan, kesetimbangan temperature sangat dipengaruhi oleh bahan sambungan, arus serta nilai torsi pada sambungan. Daru Tri Nugroho,2011 Beberapa Faktor penyebab gangguan/kegagalan pada sambungan 20 kv karena terjadi nya kerusakan pada sambungan yang diakibatkan kabel mengalami tekanan mekanis dan termal yang tinggi, disamping adanya faktor lingkungan seperti suhu udara, kelembaban tanah, serta teknik penyambungan kabel serta kualitas bahan sambungan yang kurang baik. Nurmiati Pasra,2018 Pengerjaan Instalasi sambungan kabel harus dilaksanakan oleh petugas bersertifikat, ada beberapa hal yag harus menjadi perhatian pada saat menyambung kabel, adalah faktor kehati-hatian dan ketelitian untuk mengurangi resiko rusak pada saat di operasikan, posisi penyambungan diberi cadangan masing-masing 2 meter kiri-kanan PLN buku 5,2010 Kegagalan pada jointing dan terminasi kabel adalah disebabkan karena kesalahan dalam persiapan kabel yang meliputi jointer pelaksana tidak terlatih, pemakaian alat yang tidak sesuai, serta desain produk yang sulit 3M, 2013. 3. Metodologi Penelitian Sambungan pada Kabel Tegangan menengah khususnya Kegagalan pada Saluran Kabel Tegangan Menengah SKTM biasanya terjadi pada jaringan bawah tanah, kegagalan pada sambungan, gangguan dapat terjadi karena kerusakan mekanis akibat pekerjaan-pekerjaan penggalian di dekat lintasan kabel. Gangguan kabel SKTM sering terjadi pada sambungan aksesoris kabel, sambungan kabel joint sleve mempunyai fungsi untuk menyambungkan kabel dalam berbagai jenis/tipe dengan teknik penyambungan yang disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan. Perlunya pemahaman tentang jenis kabel serta macam sambungan yang digunakan dan tegangan yang digunakan saat penyambungan seperti tegangan rendah, tegangan menengah dan tegangan tinggi, pengetahuan ini sangat diperlukan untuk menentukan jenis aksesori sambungan yang akan digunakan guna menghindari terjadinya kesalahan pemasangan dan kesalahan penggunaan material yang dapat mengakibatkan muncul nya gangguan pada jaringan listrik. Panjang kabel yang berasal dari pabrikan mempunyai panjang yang terbatas, adanya beberapa gangguan pada kabel dan perkembangan wilayah yang memaksa kabel harus dipotong dan disambung kembali. hal ini adalah menjadi penyebab kenapa kabel harus disambung, Sambungan kabel berfungsi untuk menyambung dua buah ujung kabel sejenis menggunakan teknik penyambungan yang sesuaikan, untuk pelatihan ini menggunakan metode sambungan heat shrink. Pada prinsipnya setiap pekerjaan penyabungan kabel adalah mengembalikan kabel ke bentuk semula dengan karakteristik ujung kabel dan fungsi yang sama, atau bahkan bisa lebih baik lagi. Beberapa hal yang dapat menjadi alasan sambungan kabel dan aksesoris sambungan kabel dapat mengalami 1. Sambungan Kabel mengalami tekanan mekanik dan thermal lebih tinggi. 2. Teknik Pelaksanaan penyambungan dilapangan sangat tidak sempurna. 3. Setelah melaksanakan penyambungan kabel tidak dilakukan pengetesan ketahanan seperti yang dilakukan pada kabel baru. 4. Kompetensi pekerja dan pengalaman dilapangan menentukan Kualitas dari hasil penyambungan. Kerangka Penyelesaian Masalah Sesuai dengan permasalahan di atas kerangka penyelesaian masalah yang dapat dilaksanakan diantaranya; 1 Bagaimana pekerja di bidang kelistrikan dapat mengetahui dan memahami dasar teknik penyambungan kabel dengan benar. 2 Bagaimana menigkatkan keterampilan kepada para pekerja di bidang kelistrikan khusus nya untuk jointing kabel. 3. Dapat meningkatkan kompetensi pekerja dibidng penyambungan kabel tegangan menengah 20 kv. Pelatihan Penyambungan Kabel Tegangan Menengah… Syafriyudin 11 Realisasi Penyelesaian Masalah Pelaksanaan pelatihan secara berkala bagi tenaga teknis/trampil yang bekerja di bidang ketenagalistrikan adalah sangat penting buntuk menambah wawasan keilmuan serta untuk mengevaluasi cara kerja yang sudah dilakukan, pelaksanaan pelatihan ini dilakukan kepada para pekerja dibidang pelaksana teknis lapangan dibidang ketenaglistrikan khususnya dalam bidang teknik penyambungan kabel tegangan tinggi/ menengah, bagaimna cara penyambungan kabel yang baik dan benar untuk menghindari terajdinya kesalahan penggunaan bahan dan material yang berakibat terjadinya gangguan pada system kelistrikan. Kegiatan dilakukan dengan metode bimbingan dan pelatihan yang pada akhir pelatihan akan diperoleh hasil berupa peningkatan pengetahuan dasar penggunaan bahan dan material dan teknik penyambungan yang baik dan benar, uraian penyelesaian masalah seperti pada gambar 1. Pengetahuan dasar material dan alat peserta pelatihan masih kurang 1. Ceramah tentang teori Dasar kabel tegangan menengah dan dasar teori teknik penyambunan kabel 2. Praktik teknik penyambungan kabel Peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam hal teknik penyambungan kabel listrik tegangan menengah 20 kv Gambar 1. Bagan Kerangka Penyelesaian Masalah Khalayak Sasaran. Khalayak sasaran untuk pelatihan teknik penyambungan Jointing kabel tegangan menengah 20 kv. yaitu para pekerja di bidang ketenagalistrikan khusus nya untuk tenaga operasional kelistrikan lapangan di PT. ARUTMIN Indonesia, Kotabaru Kalimantan Selatan. Metode Penerapan Iptek Pelaksanaan kegiatan pelatihan penyambungan kabel jointing dilaksanakan selama 4 hari dimana sehari dilaksanakan dalam 8 jam pertemuan. Metode yang dilaksanakan dalam pelatihan ini adalah; 1 Ceramah, diskusi di kelas mengenai teori-teori dasar konduktor dan teknik penyambungan kabel yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. 2 Kegiatan praktek penyambungan kabel yang bertujuan untuk melatih keterampilan peserta pelatihan. JATTEC, Vol 2, No 1, Januari 2021 8-14 12 Gambar 2. Teknik dasar penyambungan kabel 3. Hasil dan Pembahasan. Sebelum memulai kegiatan pelatihan teknik penyambungan jointing kabel dilakukan kunjungan kelapangan untuk mengetahui kondisi pengkabelan dilapangan, setelah itu disusun suatu permasalahan yang disesuaikan dengan kondisi yang sebenar nya untuk didiskusikan bersama dalam ruang diskusi kelas, hasil survei lapangan didapatkan beberapa hal yang terjadi seperti kabel yang di gunakan dilapangan, penggunaan kabel dilapangan sudah tepat akan tetapi pemasnagan kabel tidak memperhitungkan kondisi lingkungan sekitar nya, dimana kondisi lingkungan di daerah pinggir laut yang kontaminasi udara mengandung kadar garam NaCl dan kadar besi Fe yang tinggi dan dapat mempengaruhi kondisi sambungan kabel atau umur kabel itu sendiri, sehingga menjadi pertimbangan dalam melakukan pekerjaan penyambungan kabel. Gambar 3. Kondisi daerah di pinggir laut Ketersediaan bahan untuk penyambungan jointing dan peralatan kerja untuk melakukan pekerjaan penyambungan jointing kabel di tempat pelatihan sudah sangat cukup, hanya saja ada bebarapa bahan yang masih kurang tepat untuk digunakan dalam teknik penyambungan, untuk ketersediaan peralatan kerja seperti alat pelindung diri APD sudah tersedia lengkap, dan untuk peralatan kerja dalam melakukan pekerjaan penyambungan juga tersedia lengkap hanya ada beberapa peralatan kerja yang belum tersedia/ belum sesuai dengan ketentuan untuk melakukan pekerjaan penyambungan kabel. Pelatihan Penyambungan Kabel Tegangan Menengah… Syafriyudin 13 Gambar 4. Peralatan kerja dan bahan standar yang digunakan dalam teknik penyambungan kabel Pengetahuan dasar tentang teknik penyambungan jointing serta pengenalan alat dan bahan yang digunakan dalam penyambungan kabel dilakukan secara teoritis dengan metode ceramah di dalam kelas,peserta diberikan modul pelatihan ynag memcakup teori dasar jointing maupun praktek teknik penyambungan dilakukan dalam 16 jam pelajaran, pengenalan peralatan kerja untuk penyambungan kabel, memberikan pelatihan tentang penggunaan peralatan kerja secara tepat, agar tidak terjadi kesalahan pada saat penggunaan bahan untuk penyambungan juga diberikan karena masing-masing tape insulation mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri dan tidak bisa digunakan secara sembarangan karena akan mengakibatkan terjadinya penumpukan stress tegangan serta memungkinkan terjadinya arus bocor pada sambungan, yang berakibat tetjadinya kegagalan isolasi. Gambar 5. Metode ceramah dan diskusi di kelas Selanjutnya selama 16 jam berikut nya dilakukan praktek penyambungan jointing. Pada kabel tegangan menengah 20 kv. Teknik penyambungan menggunakan heat shrink artinya bahan jointing yang digunakan dalam penyambungan akan dilakukan teknik pemanasan untuk mendapatkan pressing outer sheet pada kabel secara sempurna. Kotak Sambung sistim Heat Shrink Ciut Panas terdiri dari Tabung-tabung dengan bahan Cross-Linked Polimeric sesuai dengan karakteristiknya. Proses Cross–Linked ini menghasilkan memori elastisits yang dapaat diaktifkan dengan memanaskan bahan tersebut. Memori ini mengakibatkan komponen sambungan kembali ke diameter semula Menciut . Dengan cara pemanasan ini otomatis ketebalan isolasi yang tepat telah tercapai. JATTEC, Vol 2, No 1, Januari 2021 8-14 14 a b Gambar 6a. Praktek penyambungan kabel Gambar 6b. Teknik penyambunggan heat shrink Dari hasil praktik pada hari terakhir peserta memang di tuntut untuk bisa mengaplikasikan dari bekal pelatihan teknik penyambungan jointing kabel secara baik sesuai dengan aturan dan langkah kerja yang sudah diberikan dalam SOP sebelumnya, dalam proses penyambungan selalu menggunakan peralatan dan bahan yang tepat dan benar, untuk menghindari terjadinya kegagalan isolasi dalam sambungan yang diakibatkan terjadinya pemanasan yang berlebihan pada ujung sambungan yang akan mengakibatkan terjadinya short circuit pada system tenaga listrik yang akan berakibat shut down pada sistem kelistrikan. 4. Kesimpulan Dari hasil pelatihan yang telah dilakukan selama beberapa hari yang meliputi pengetahuan secara teori dan praktek pada peserta pelatihan, maka secara umum dari hasil evaluasi pelatihan peserta dapat menerapkan pekerjaan jointing dengan baik, Indikator keberhasilan program pelatihan ini dapat di lihat sebagai berikut 1. Peserta mengenal dasar-dasar teori kabel dan teknik penyambungan kabel. 2. Peserta dapat memahami secara baik penggunaan alat dan bahan yang digunakan dalam proses penyambungan kabel. 3. Peserta sudah terampil dalam melakukan penyambungan jointing secara benar. 4. Peserta dapat menggunakan peralatan kerja dan bahan kerja secara benar. 5. Peserta pelatihan sudah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan sebagai tenaga jointing kabel HV 20 kv. 6. Peningkatan kompetensi bagi para pekerja bidang kelistrikan dapat dilihat dari cara mereka melaksanakan pekerjaan dan penggunaan alat dan bahan yang benar sesuai dengan SOP yang sudah di tentukan. 5. Daftar Pustaka 3M Indonesia,2013, Solution for Utility and electrical construction and maintenance, seminar 3M- EMD- AKLI Yogyakarta, 4-5 juni 2013 Daru Tri Nugroho, 2011, Analisis Temperatur Sambungan Kabel Xlpe Tegangan Menengah 20 kv Untuk Berbagai Torsi,2011, jurnal Techno, ISSN 1410 – 8607, Volume 12 No. 2, hal. 78– 82 IDC Technologies Pty Ltd, 2006, Practical HV cable jointing and terminations for Engineers and Technicians, Australia Nurmiati Pasra, Andi Makkulau, Muhamamd Hasil adnan, 2018,Gangguan Yang Terjadi Pada Sistem Jointing Pada Saluran Kabel Tegangan Menengah 20 Kv, Jurnal Sutet Vol. 8 Syafriyudin, 2019, materi pelatihan jointing dan terminating HV cable 20 kv. PT. Primaindo Consulting Ygyakarta. Standart konstruksi jaringan tegangan menengah tenaga lsitrik PLN buku 5, PT PLN, 2010 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
64 2 Gardu Beton Pelanggan Khusus Instalasi untuk pelanggan tegangan menengah, selain peralatan switching SKTM, umumnya peralatan gardu dilengkapi a Satu sel kubikel transformator tegangan. b Satu sel kubikel sambungan pelanggan dengan fasilitas Circuit Breaker CB yang bekerja sebagai pembatas arus nominal daya tersambung pelanggan. Transformator Arus CT. c Satu sel kubikel untuk sambungan kabel milik pelanggan. d Satu set relai pembatas beban. e Satu set alat ukur KWH meter, KVARH meter. Butir 1 sampai dengan 4 diatas dapat berada dalam satu kubikel. Spesifikasi teknis dan ketentuan instalasinya sama dengan ketentuan instalasi sel kubikel lainnya. Dalam hal transformator distribusi konsumen khusus tersebut dipasangkan dalam gardu, rangkaian kubikel harus dilengkapi dengan kubikel proteksi transformator baik berupa pengaman lebur atau Circuit Breaker sambungan Tegangan Rendah, pengukuran pada sisi Tegangan Menengah C. Pemasangan Instalasi. 1 Pemasangan kubikel diatas saluran kabel gardu Setelah komposisi kubikel sesuai, masing-masing kubikel dipasang satu dengan lainnya dengan mur-baut yang telah terpasang dengan erat, momen Torsi 25 NM atau sesuai spesifikasi pabrik bersangkutan. Untuk ini hindarkan penggabungan kubikel lain merk. Ikatkan erat kubikel dengan menggunakan mur-baut, pada besi siku melintang diatas saluran kabel yang telah tersedia. Dalam hal lubang pada kubikel dan besi siku tidak sesuai, harus lubang baru yang tepat pada besi siku. Besi siku harus dibaut pada lantai dengan Dyna Bolt. 65 2 Pemasangan Penghantar Pembumian Seluruh badan kubikel harus dibumikan dengan konduktor tembaga berpenampang minimal 16 mm2. Nilai tahanan pembumian tidak boleh melebihi 1 Ohm. Bila gardu terpadu integrated dengan bangunan, elektroda bumi gedung agar dipisah dengan pembumian gardu. 3 Instalasi Listrik. Seluruh rangkaian semua peralatan listrik kubikel harus dipasangdirangkai dengan baik dan benar sesuai petunjuk yang diberikan pabrikan kubikel dengan torsi yang dipersyaratkan. Sebagai contoh umumnya rangkaian busbar, transformator pengukuran dan kabel kontrol peralatan switchgear yang disuplai terlepas atau belum terakit jadi perlu dirangkai. 4 Heater dan Instalasi Penerangan Gardu. Catu daya listrik untuk heater kubikel dan catu fault indicator yang diperlukan harus diperoleh dan terpasang. Bila perlu catu daya tersebut didapatkan dari Jaringan Tegangan Rendah diluar lokasi. Bila semua telah terpasang pastikan ulang bahwa heater dan fault indicator tersebut telah berfungsi dengan baik. 5 Heater dan Instalasi Penerangan Gardu. Ground Fault Detector GFD dipasang di atas pintu Gardu Distribusi guna mempercepat pencarian dan pengisolasian bagian saluran kabel yang mengalami gangguan, sehingga lama padam bagian yang tidak mengalami gangguan dapat dipersingkat. 6 Penggabungan Instalasi SKTM dengan Kubikel. Tahanan Isolasi dan Urutan Fase Sebelum kabel tegangan menengah dipasang pada kubikel, harus diperhatikan urutan fase kabel tersebut dengan terminal kubikel. Periksa pula tahanan isolasi kabel tersebut minimal dengan menggunakan pengukur tahanan isolasi megger 5 kV. 66 Instalasi Terminal Kabel. Terminasi kabel pada kubilkel memakai 2 tehnik konstruksi a. Konstruksi Precasting Full Insulated Heatshrink atau Coldshrink. b. Konstruksi plug-In baik Straight through terminating atau elbow terminating. Pelaksanaan pekerjaan terminasi hanya boleh dilakukan oleh teknisi bersertifikat kompetensi teknik terminasi kabel. Secara keseluruhan instalasi terminal harus meme-nuhi urutan kerja instalasi sesuai yang dipersyaratkan oleh pabrikan terminal kabel tersebut. Khusus pemasangan dan penggabungan sepatu kabel pada bushing- terminal kubikel harap diperhatikan a. Metode pengepresen sepatu kabel. b. Pengikatan baut sepatu kabel pada bushing gunakan torsi meter dengan perolehan 2 nilai 15 -25 Nm. c. Umumnya konduktor pada bushingterminal kubikel adalah dengan bahan tembaga; sebaliknya konduktor pada kabel tegangan menengah adalah dengan bahan Aluminium. Untuk keadaan ini gunakan jenis sepatu kabel-bimettalic connector atau setidak-tidaknya dengan tambahan ring bimettalic connector. 7 Instalasi Transformator Distribusi Spesifikasi transformator distribusi Transformator pasangan dalam indoor 20 kV 230 400 V dengan daya 25 0 kVA 400 kVA 630 kVA 67 a. Penempatan transformator dalam gardu harus sesuai rencana tata ruang disain sipil gardu bersangkutan; dengan sisi tegangan rendah menghadappada dinding gardu. b. Pada saat penempatan transformator dalam gardu; harus menggunakan alas besi kanal U, atau plat bordes 5 mm, untuk menjamin tidak rusaknya lantai kerja gardu. c. Seluruh rangkaian listrik harus terhubung dengan terminal transformator melalui sepatu kabel yang memenuhi syarat. Bilamana konduktor kabel yang dipergunakan berbeda dengan terminal transformator, harus menggunakan sepatu kabel bimetal. d. Sama halnya dengan persyaratan instalasi switchgear, badan transformator harus terhubung dengan elektroda pembumian. Elektroda pembumian badan transformator ini harus berbeda dengan elektroda pembuminan netral sisi Tegangan Rendah transformator. 8 Instalasi rak PHB-TR Instalasi rak PHB TR terdiri sebanyak-banyaknya 8 jurusan dengan kapasitas transformator maksimum 630 kVA. 9 Instalasi Kabel Tenaga dan Kabel Kontrol Kabel TM antara kubikel PT dan Transformator Tenaga menggunakan kabel inti tunggal jenis N2XSY, sekurang-kurangnya harus dengan luas penampang 25 mm2. Sementara kabel TR antara transformator dan PHB TR memakai kabel inti tunggal jenis NYY, dimana digunakan 2 kabel paralel untuk penghantar Fase dan 1 kabel untuk penghantar netral dan sekurang-kurangnya memakai kabel ukuran 240 mm2. 10 Instalasi Terminal Kabel 20 kV pada RMU Pelaksanaan terminasi kabel dengan jenis terminal kabel yang lazim digunakan adalah plug-in premoulded yang harus sesuai dengan jenis RMU baik jenis straight through atau jenis elbow connector. Apabila terdapat 68 sambungan berbeda material, misalnya kawat tembaga dan kawat konduktor alumunium harus menggunakan konektor jenis bimetal. 11 Instalasi Elektroda Pembumian Bagian-bagian yang harus dibumikan pada gardu beton adalah a Titik netral sisi sekunder transformator. b Bagian konduktif terbuka BKT instalasi gardu. c Bagian konduktif ekstra BKE. Elektroda pembumian pada Gardu Beton memakai sistem mesh, dengan penghantar tembaga berpenampang 50 mm2 yang digelar di bawah pondasi bangunan gardu. Pada titik tertentu elektroda pembumian ini dikeluarkan dan dihubungkan pada instalasi ikatan ekuipotensial equipotential coupling yang dipasang setinggi 20 cm di atas lantai, mengelilingi bagian dalam dinding gardu. Material ikatan ekuipotensial memakai pelat tembaga sekurang-kurangnya dengan penampang berukuran 20x4 mm. Seluruh bagian konduktif terbuka BKT dan bagian konduktif ekstra BKE gardu dihubungkan ke ikatan ekui potensial tersebut. Nilai tahanan pembumian tidak melebihi 1 ohm. Apabila konstruksi pembumian tersebut tidak mencapai 1 ohm, harus ditambahkan sistem elektroda pembumian lainnya, antara lain dengan elektroda batang, sehingga tercapai nilai tahanan pembumiaan sebesar 1 ohm. Khusus titik netral transformator distribusi dibumikan terpisah tersendiri dengan pembumian BKT dan BKE. Penghantar pembumian menggunakan BC 50 mm2, elektroda bumi memakai elektroda jenis batang. 69 Tabel 5-1 Instalasi Pembumian pada Gardu Distribusi Beton. No. Uraian Ukuran minimal penghantar pembumian 1. Panel PHB TM kubikel BC solid 16 mm2 2. Rak kabel TM-TR BC 50 mm2 3. Pintu gardupintu besipagar besi BC pita 50 mm2 NYAF 4. Rak PHB TR BC 50 mm2 5. Badan transformator BC 50 mm2 6. Titik netral sekunder transformator BC 50 mm2 7. Ikatan ekipotential pada gardu kontruksi dalam Pelat tembaga 2 mm x 20 mm 8. Semua BKT dan BKE gardu BC solid 16 mm2 9. Elektroda pembumian gardu beton BC 50 mm 2 di bawah pondasi D. Penyelenggaraan Konstruksi Gardu Beton. 1 Persiapan Kontruksi Gardu Beton.
Masyarakat perlu mengetahui bahwa ada beberapa jenis kabel yang ada di pasaran dan kerap digunakan dalam instalasi. Masing-masing jenis kabel punya ciri khas, ada beberapa yang kerap membuat bingung para teknisi, yakni kabel jenis NYA, NYM, NYY, NYAF, NYMHY, dan NYCY. Masing-masing tentunya memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangannya. Nama dari masing-masing jenis kabel tersebut sedikit mirip sehingga kita sulit untuk membedakannya. Jika dicermati lebih dalam, masing-masing jenis kabel tersebut punya perbedaan yang cukup signifikan. Berikut ini kami ulas secara lengkap di bawah ini. Dalam sistem tenaga listrik kabel merupakan benda yang sangat penting. Secara umum, kabel memiliki 2 fungsi yaitu Untuk menghantarkan daya listrik atau aliran listrik dari sumber listrik menuju ke perangkat pengguna listrik, sehingga perangkat tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya; Untuk menghantarkan frekuensi dan membawa sinyal informasi dari satu tempat ke tempat lain. Jenis Kabel Instalasi Jenis kabel instalasi dapat diklasifikasikan berdasarkan bahan konduktornya, yaitu kawat tembaga, serabut, ataupun alumunium. Jenis kabel kawat tembaga ini sangat beragam, diantara yang umum dipakai adalah tipe kabel NYA, NYM, NYY, NYAF, NYMHY, dan NYCY. Berikut keterangan masing-masing kabel sebagai berikut 1. Kabel NYA Karakteristik dari kabel jenis ini adalah berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC. Kabel NYA ini digunakan untuk instalasi luar/kabel udara. Jenis kabel ini berlapis bahan isolasi PVC dengan kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Harga yang terjangkau membuat kabel jenis ini banyak dipergunakan di perumahan. Kekurangan dari kabel NYA ini adalah lapisan isolasinya yang hanya memiliki satu lapis sehingga membuat mudah cacat, tidak tahan air dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel NYA ini, kabel harus dipasang dengan menggunakan pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah terjadi gangguan luar seperti menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang 2. Kabel NYM Kabel jenis ini memiliki lapisan isolasi PVC biasanya warna putih atau abu- abu, ada yang berinti 2, 3 atau 4. Berbeda dengan kabel NYA yang hanya memiliki satu lapisan isolasi, kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis sehingga tingkat keamanannya lebih baik daripada kabel NYA. Kabel jenis ini dapat dipergunakan di lingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam. Arti kode pengenal kabel NYM menurut SPLN 42-21992 adalah sebagai berikut N, yaitu kabel jenis standar dengan tembaga sebagai penghantar Y , yaitu kabel dengan isolasi PVC M, selubung kabel yang digunakan terbuat dari PVC I, yaitu jenis kabel dengan sistem pengenal warna inti hijau-kuning O, yaitu jenis kabel dengan sistem pengenal warna inti tanpa hijau-kuning re, yaitu penghantar padat bulat rm, yaitu penghantar bulat berkawat banyak 3. Kabel NYY Kabel NYY memiliki karakteristik yang berupa lapisan isolasi PVC biasanya warna hitam, ada yang berinti 2, 3 atau 4. Jika kabel NYA dan NYM tidak boleh ditanam, kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam kabel tanah. Kabel NYY ini memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM harganya lebih mahal dari NYM. Jenis kabel ini memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus. 4. Kabel NYAF Dilihat dari fisiknya, kabel NYAF mirip dengan kabel NYA yang hanya memiliki satu inti kabel, akan tetapi kabel NYAF ini berupa serabut. Kabel NYAF memiliki isolasi yang tipis dan terdiri dari berbagai warna yang bisa dipilih. Jenis kabel ini lebih fleksibel dibandingkan kabel NYA, sehingga cocok digunakan pada belokan-belokan jaringan listrik. Karena memiliki isolasi yang tipis seperti kabel NYA, kabel NYAF ini perlu diberi pelindung pipa. Kabel NYAF memiliki tegangan nominal 300 – 500 V. 5. Kabel NYMHY Kabel NYMHY memiliki beberapa inti kabel yang terbuat dari tembaga dengan berbentuk serabut. Masing-masing inti kabel tersebut dilapisi isolator dengan warna berbeda. Kabel NYMHY dilengkapi dengan selubung dalam dan luar dari PVC. Jenis kabel ini cukup fleksibel dan kuat untuk tegangan listrik nominal 300 – 500 V sehingga banyak digunakan sebagai penghubung alat-alat rumah tangga. 6. Kabel NYCY Kabel NYCY ini dirancang untuk digunakan dalam tanah, tanah ataupun jaringan di luar ruangan atau outdoor installation. Dengan memiliki lapisan pita serabut tembaga yang kuat di antara selubung dalam, jenis kabel ini cocok ditanam dalam kondisi apapun, baik kering maupun lembab. Selubung luar kabel NYCY ini terbuat dari PVC. Demikianlah ulasan mengenai jenis-jenis kabel instalasi yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menghantarkan daya listrik. Semoga bermanfaat.
0% found this document useful 0 votes751 views14 pagesDescriptionMetode pelaksanaan pemasangan cable trayOriginal Title3. Method of Work Installation for Cable TrayCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes751 views14 pagesMethod of Work Installation For Cable TrayOriginal Title3. Method of Work Installation for Cable TrayJump to Page You are on page 1of 14 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Pengertian dan fungsi Suatu sistem instalasi/jaringan yang meliputi penerangan, instalasi daya, box pembagi tegangan. Material penghantar listrik adalah kabel NYM, NYY, NYF, NYA serta pipa baik PVC atau besi untuk pelindung hantaran yang tertanam. Kabel penghantar yang biasa dipergunakan adalah merek KABELINDO, SUPREME, TRANKA, dll. Merek dapat dikenali pada pembungkus isolasi sepanjang kabel beserta jenis dan jumlah kawat atau diameter kawat tembaganya. Peralatan dan bahan listrik 1. Panel dan kotak pembagi 2. Saklar dan zekering-zekering 3. Alat-alat ukur voltmeter & Ampre meter 4. MCB 5. Stop kontak / stop kontak daya 6. Lampu penerangan 7. Grounding atau pentanahan METODE PELAKSANAAN 1. Semua hantaran kabel yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak tampak dari luar tertanam 2. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasuk- kan bersamaan dengan pemasangan sparing. 3. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan acian dikerjakan. 4. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah dicapai untuk perbaikan perawatan. 5. Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos. 6. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata untuk memudahkan penarikan kabel. 7. Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir. – tidak boleh ada sambungan – dihubungkan dengan elektroda pentanahan – ditanam sampai minimal mencapai air tanah 8. Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau pada balok kayu rangka langit-langit. 9. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit banyak. 10. Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai bila tidak ditentukan spesifikasinya. Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding. 11. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
metode pelaksanaan pemasangan kabel nyy